Rabu, 03 Desember 2014
Jumat, 28 November 2014
KPK akan Awasi Penyaluran Dana Bantuan Desa oleh Kementerian PDT
Jakarta - Mulai tahun 2015, Kementerian Pedesaan dan PDT akan menyalurkan dana bantuan desa sebesar Rp 1 miliar per desa. Jumlah dana yang akan digulirkan pun sangat besar. Oleh sebab itu, KPK akan mengawasi proses penyaluran dana itu.
"Uang yang Rp 1,4 miliar itu yang akan dibagikan ke desa itu kan perlu asistensi. Pengawasan pada desa yang sebelumnya belum pernah memperoleh dana secara langsung. Nanti itu akan diserahkan pada masing-masing desa secara langsung," kata Deputi Pencegahan KPK, Johan Budi, di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2014).
Menurut Johan, angka yang akan digulirkan pemerintah memang sangat besar. Hal itu yang membuat KPK harus turun tangan ikut mengawasi.
"Kajian pemetaan terhadap itu nanti, karena ini uang yang bergulir sangat besar sekali dengan lebih dari 70 ribu desa," jelas Johan.
Menteri Pedesaan dan PDT, Marwan Jafar, juga setuju jika KPK turun tangan dalam mengawasi pengucuran dana desa itu.
"Kami akan kerja sama dengan KPK untuk mengawasi program kurang lebih Rp 1,4 miliar itu yang akan kita lakukan secara bertahap, karena sesuai dengan kemampuan APBN kita, nah itukan 10 persen bukan dari APBN secara menyeluruh, tapi 10 persen dari dana transfer daerah, karena kalau sekarang dana transfer daerah Rp 700 triliun, itu berarti dana untuk desa sekarang lebih Rp 70 triliun," ungkap Marwan.
"Uang yang Rp 1,4 miliar itu yang akan dibagikan ke desa itu kan perlu asistensi. Pengawasan pada desa yang sebelumnya belum pernah memperoleh dana secara langsung. Nanti itu akan diserahkan pada masing-masing desa secara langsung," kata Deputi Pencegahan KPK, Johan Budi, di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/11/2014).
Menurut Johan, angka yang akan digulirkan pemerintah memang sangat besar. Hal itu yang membuat KPK harus turun tangan ikut mengawasi.
"Kajian pemetaan terhadap itu nanti, karena ini uang yang bergulir sangat besar sekali dengan lebih dari 70 ribu desa," jelas Johan.
Menteri Pedesaan dan PDT, Marwan Jafar, juga setuju jika KPK turun tangan dalam mengawasi pengucuran dana desa itu.
"Kami akan kerja sama dengan KPK untuk mengawasi program kurang lebih Rp 1,4 miliar itu yang akan kita lakukan secara bertahap, karena sesuai dengan kemampuan APBN kita, nah itukan 10 persen bukan dari APBN secara menyeluruh, tapi 10 persen dari dana transfer daerah, karena kalau sekarang dana transfer daerah Rp 700 triliun, itu berarti dana untuk desa sekarang lebih Rp 70 triliun," ungkap Marwan.
Kamis, 27 November 2014
Program Pengobatan Gratis
Lam Hasan - Warga Desa Lam Hasan, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, berbondong bondong mendatangi Meunasah Desa Lam Hasan untuk mendapatkan pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan yang digelar Pihak Puskesmas Lampisang, Rabu (26/11/2014).
Perwakilan Dokter dari Puskesmas menjelaskan, bakti sosial itu merupakan program kepedulian pihaknya kepada masyarakat sehingga tercipta hubungan yang harmonis, sekaligus membantu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Hal ini merupakan kontribusi nyata dari puskesmas bagi kesehatan masyarakat di sekitar wilayah Kecamatan Peukan Bada," terangnya.
Sekretaris Desa Lam Hasan Rizal Azhar mengucapkan terima kasih atas bantuan berupa pelayanan serta pengobatan gratis yang dilakukan Pihak Puskesmas kepada warganya. Dia berharap, program tersebut dapat terus menjadi agenda selanjutnya untuk meningkatkan kesehatan warga desa Lam hasan. "Atas nama Pemerintah Desa Lam Hasan, kami sangat mengapresiasi dan semoga hubungan baik dengan Pihak Puskesmas Kecamatan Peukan Bada yg berdomisili di Lampisang tetap terjalin agar program-program serupa bisa kembali dilakukan untuk masyarakat Desa Lam Hasan," harapanya.
Salah satu warga Desa Lam Hasan, M.Juned (54), mengaku sangat senang dengan pengobatan gratis yang diadakan Pihak Puskesmas di desanya. Bapak Empat anak ini sudah hampir setahun mengalami penyakit asam urat, namun tak bisa berobat lantaran kurang memiliki biaya. "Alhamdulillah ada yang ngadain berobat gratis. Kalau gak ada begini, gak bisa berobat. Kepengen berobat tapi biayanya gak ada. Jangankan buat berobat, buat makan sehari-hari aja masih kurang," tutur M.Juned yang tinggal di dusun Payaloe itu.
Dia berharap, kegiatan sosial serupa dapat kembali diladakan untuk meringankan beban masyarakat dan meningkatkan kesehatan masyarakat Gampong Lam Hasan. "Mudah-mudahan pengobatan gratis seperti ini bisa ada lagi,"Tambahnya
Rabu, 19 November 2014
Peta Kerawanan Desa
Peta
Kerawanan Gampong
Gampong Lam Hasan adalah sebuah kesatuan
masyarakat yang sampai saat ini mengalami kondisi kerawanan yang tinggi dalam
masalah kesejahteraan sosial masyarakat ,Kesehatan masyarakat dan
ketebelakangan pendidikan masyarakat
yang harus cepat ditanggulangi dalam 5 tahun kedepan.
Kerawanan sosial
kemasyarakatan yang dirasakan di gampong Lam Hasan saat ini adalah kerawanan
pengangguran, kerawanan kemiskinan, kerawanan pendidikan dan kerawanan
kesehatan.
Untuk mengetahui kondisi
kerawanan sosial dalam wilayah gampong Lam Hasan dapat dilihat dalam Peta Gampong dan Peta
Tata Ruang Gampong yang menggambarkan
kondisi permasalahan dan
kerawanan tersebut. (lihat peta kerawanan
gampong dan tabel 3.a dan peta kerawanan gampong)
Kerawanan
Pengangguran
Berdasarkan
hasil perhitungan menggunakan tabel kerawanan, maka dusun Payaloe mengalami
tingkat kerawanan tertinggi usia kerja yakni berada pada posisi 0.69 %, dari
ketujuh dusun yang lainnya, dusun Lampoh Sukon 0.55 %, dusun Lampoh Raya 0.27
%, dusun Lamdan 0.21 %, Komplek Pola Permai 0.07 %. Sedangkan dua dusun lainnya
yaitu Komplek BTN dan Dharma Sakinah tidak ada pengangguran.Tingginya tingkat
pengangguran di dusun Payaloe dikarenakan beberapa hal :
a. Tingkat pendidikan warganya maksimal
tamatan SMA terutama yang laki-laki, namun warga perempuannya sudah ada
beberapa orang yang melanjut pendidikan sampai kepeguruan tinggi. Dengan
demikian membuat pola pikir masyarakat cenderung berpikir temporer dalam
menyelesaikan masalah, misalnya mereka berkerja hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
makan sehari-hari saja.
b. Dikarenakan tingkat pendidikan yang
rata-rata tamatan SMA, maka kebanyakan dari mereka hanya menjadi buruh kasar
seperti, tukang bangunan,Sopir Truk,Tukang Becak dll. Perkerjaan yang mereka
geluti ini sifatnya tidak tetap dan hanya pada waktu tertentu saja. Dari data
yang ada jumlah usia kerja di dusun Payaloe 282 orang, yang berkerja 272 orang
sedangkan 10 orang lainya berkerja tidak tetap.
Kerawanan
Kemiskinan
Tingkat
kerawanan kemiskinan tertinggi di Gampong Lam Hasan terdiri dari 4 dusun yaitu
dusun Lamdan, Lampoh Raya, Lampoh Sukon, dan Payaloe dikarenakan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Hampir semua penduduk masing-masing dusun
yang bersangkutan sudah berkeluarga.
b. Jumlah penduduk usia wajib kerja banyak
yang menganggur dan tidak mempunyai perkerjaan yang tetap
c. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih
kurang dan rendah
Sedangkan
untuk 3 dusun yaitu Dusun Pola Permai, Dusun Dharma Sakinah dan Dusun Komplek
BTN, jumlah usia kerja yang wajib berkerja tergolong banyak dan sudah mempunyai
penghasilan tetap dikarenakan :
1. Warga ketiga dusun tersebut pada umumnya
sudah mendapatkan perkerjaan yang layak seperti Pegawai Negeri Sipil, Pegawai
BUMN, Pengusaha, Pedagang, Pekerja Sektor Jasa dll.
2. Tingkat kesejahteraan warga dari 3 dusun
tersebut termasuk dalam Kelompok Masyarakat Keluarga Sejahtera.
3. Ketergantungan terhadap kelangsungan
mendapat pekerjaan tidak berpengaruh pada tingginya angka pengangguran.
Kerawanan Pendidikan
Perkembangan
tingkat pendidikan di Gampong Lamhasan dari tahun ke tahun sampai dengan
periode ini diuraikan dapat digolongkan pada tingkat peningkatan yang
spontanitas, hal tersebut dikarenakan mulai tumbuhnya pola pikir orang tua
terhadap kelangsungan pendidikan anak-anaknya sehingga pada suatu saat nanti
pendidikan terhadap anak merupakan sasaran utama bagi orang tua. Target utama
yang diharapkan dengan tingginya tingkat pendidikan masyarakat di Gampong Lam
Hasan akan dapat mengisi kesempatan dan lapangan kerja yang tersedia untuk
jangka waktu 3 – 4 tahun kedepan. Tingkat pendidikan masyarakat Gampong Lam
Hasan berdasarkan jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :
1.
Play Group
2.
Taman Kanak-kanak
3.
SD/MI
4.
SMP/MTs
5.
SMA/MA/Pesantren Modern/Pesantren Terpadu
6.
Diploma III
7.
S – I / S – II / S – III
Berdasarkan perubahan dan perkembangan pola tumbuh
masyarakat dari generasi sebelumnya sampai dengan generasi sekarang, hampir
seluruh masyarakat Gampong Lam Hasan telah mendapatkan Pendidikan Dasar secara
baik. Apabila dilihat dari tingkat kerawanan dari segi rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat, maka kerawanan pendidikan sangat berpengaruh pada
masyarakat potensial usia
30 – 45
tahun. Hal tersebut dikarenakan generasi usia dimaksud masih rendah tingkat
pendidikanya.
Kerawanan Kesehatan
Gampong Lam
Hasan terletak di ujung barat perbatasan dengan kotamadya Banda Aceh yang
terdiri dari salah satu pembahagian dari 26 gampong di Kecamatan Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar dan bergabung dengan mukim Lambaroeh, jarak dengan
pemerintahan Kecamatan 150 Meter dengan ibu kota Kabupaten 56 Km dan dengan ibu
kota Provinsi 7 Km. Pada tahun 2008 jumlah penduduk yang mengalami penyakit
menular sebagaimana yang tercantum dalam keputusan bupati Aceh Besar tentang
petunjuk teknis penyusunan RPJMG nomor 216 tahun 2007 yang kemudian direvisi
menjadi nomor 74 tahun 2008 yang menyebutkan ada 7 penyakit menular dan
mematikan. Gampong Lam Hasan sudah terbebas dari beberapa penyakit dan yang
tertinggal hanya malaria saja. Hal ini berdasarkan dari informasi kader posyandu
gampong Lam Hasan.
Jumat, 14 November 2014
SEJARAH ASAL USUL GAMPONG LAM HASAN (HISTORY OF ORIGIN DESA LAM HASAN)
Dalam sebuah riwayat, menurut cerita para orang tua dahulu, kata LAM berarti DALAM dan HASAN diambil dari kata POHON ASAN yang tumbuh sangat besar pada zaman dahulu ataupun HASAN Arti dalam Bahasa Arab Kebaikan, jadilah daerah tersebut dengan nama desa LAM HASAN. Jaman dahulu desa Lam Hasan adalah hutan rumbia, kemudian datanglah orang dari Nias bernama Yahwa Lehat yang menurut para orang tua dahulu adalah orang yang pertama kali datang kehutan rumbia tersebut. Yahwa Lehat dengan beras. Keturunan dari Yahwa Lehat sudah tidak ada lagi karena menurut cerita adalah orang kaya yang memiliki tanah yang luas, tanah-tanah itu didapatnya dari hasil membuka lahan di hutan rumbia dan membeli tanah dari orang miskin yang ditukarnya orang tua mereka sudah menjual tanahnya dan kemudian pindah ke Medan. Jadi pengertian dari gampong Lam Hasan dalam bahasa arab LAM artinya : Sungguh dan Hasan artinya : Baik berarti gampong Lam Hasan adalah Gampong Kebaikan”. ( a history, according to the parents first story, the word means IN and HASAN LAM is taken from the word TREE ASAN that grow very large in ancient times or HASAN meaning in Arabic Goodness, be the area with the village name LAM HASAN. Lam ancient village Hasan is jungle thatch, then came the people of Nias named Yahweh Lehat that according to the parents first is the person who first came the forestry thatch. Yahwa Lehat with rice. Descendants of Yahwa Lehat no longer exists because the story is a rich man who has a vast land, land it gets from the clearing in the woods thatch and bought land from poor people who trade for their parents had sold their land and moved to Medan. So the notion of a village Lam LAM Hasan in Arabic means: Really and Hasan means: Good means Hasan Lam village is Gampong Goodness ". )
Sejarah Pemerintahan Desa (History of the Village Government)
Sistem pemerintahan Gampong Lam
Hasan berazaskan pada pola adat / kebudayaan dan peraturan formal yang sudah
bersifat umum sejak zaman dahulu, pemerintahan gampong dipimpin oleh seorang
Keuchik dan dibantu oleh dua orang wakil Keuchik karena pada saat itu dalam
susunan pemerintahan gampong belum ada istilah kepala dusun. Wakil Keuchik pada
saat itu juga memiliki peran dan fungsi yang sama seperti halnya kepala dusun
pada saat ini. Imum Mukim memiliki peranan yang cukup kuat dalam tatanan
pemerintahan gampong, yaitu sebagai penasehat baik dalam penetapan sebuah
kebijakan ditingkat pemerintahan gampong dan dalam memutuskan sebuah putusan
hukum adat.
Tuha Peut menjadi bagian
lembaga penasehat gampong, Tuha Peut juga sangat berperan dan berwewenang dalam
memberi pertimbangan terhadap pengambilan keputusan-keputusan gampong, memantau kinerja dan kebijakan yang
diambil oleh Keuchik. Imum Meunasah berperan mengorganisasikan kegitan-kegiatan
keagamaan. Pada zaman dulu roda pemerintahan dilaksanakan di rumah pak Keuchik
dan di lapangan (tengah-tengah masyarakat) karena pada saat itu belum ada
kantor Keuchik sampai tahun 1989 (semi permanent) dibangun yang didanai oleh
Pemda tingkat II.
Urutan pemimpin
pemerintahan gampong Lam Hasan atau Keuchik menurut informasi para para tua Gampong
sejak dari sebelum kemerdekaan Indonesia sampai dengan tahun 2008 adalah
sebagai berikut:
a. Periode diatas tahun 1947
Pada periode ini gampong Lam Hasan di pimpin oleh Keuchik M. Amin dan M. Insan.
Menurut narasumber yang masih ada di gampong, pada masa itu Aceh masih berkuasanya
pemerintah Hindia Belanda maka peraturan yang mengatur tentang gampong adalah peratutran
yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda yakni Indische Staatsregering (SI), pasal 128 SI,
peraturan ini lebih memperjelas otonomi dan pengakuan pemerintah Hindia Belanda pada
keberadaan gampong termasuk lembaga dqan pranata lokalnya, peraturan ini akan berlaku jika
ada pernyataan pemberlakuan oleh gubernur pemerintah Hindia Belanda. Dalam peraturan ini
belum ada batasan jelas berapa tahun sejkali akan dilakukan pemilihan keuchik baru.
Pada saat pemerintahan Jepang memegang kekuasaan yakni pada tahun 1944 membuat
satu peraturan yang disebut Osamu Seirei no. 7 tahun 1944. Hal yang menonjol dari peraturan
baru ini adalah dibatasinya masa jabatan keuchik menjadi 4 tahun saja.
b. Periode tahun 1947-1959
Periode tahun 1947-1959 kuasa pemerintahan gampong Lam Hasan di pegang oleh A. Rahman, sistem kepemimpinan yang beliau laksanakan tidak kaku sehingga masyarakat mau melakukan apa saja yang hasilnya adalah untuk kemaslahatan gampong, hal ini terbukti dengan masyarakat mau melakukan gotong royong untuk mengangkut batu guna membuka lorong-lorong baru di gampong. Pada masa itu penunjukan sebagai keuchik dilakukan oleh para hulu balang, masa kepemimpinan A. Rahman selama 12 tahun.
c. Periode tahun 1959-1963
Keuchik Buchari MY merupakan keuchik ke 9 dalam catatan sejarah gampong Lam
Hasan. Melanjutkan perjuangan keuchik Sulaiman Hasan, banyak juga hal yang
sudah dilakukannya. Masa kepemimpinan beliau juga dinilai baik oleh masyarakat
sama dengan delapan keuchik sebelumnya.
i. Periode tahun 2013-2019
Setelah berakhir masa jabatan Keuchik Buchari MY,masyarakat gampong melakukan pemilihan keuchik yang baru secara langsung. Abdurrahman Asyek adalah keuchik yang ke 10 dan beliau menyambungkan pemerintahan keuchik lama dan juga beliau menambahkan visi misi nya untuk gampong Lam Hasan
a. Periode diatas tahun 1947
Pada periode ini gampong Lam Hasan di pimpin oleh Keuchik M. Amin dan M. Insan.
Menurut narasumber yang masih ada di gampong, pada masa itu Aceh masih berkuasanya
pemerintah Hindia Belanda maka peraturan yang mengatur tentang gampong adalah peratutran
yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda yakni Indische Staatsregering (SI), pasal 128 SI,
peraturan ini lebih memperjelas otonomi dan pengakuan pemerintah Hindia Belanda pada
keberadaan gampong termasuk lembaga dqan pranata lokalnya, peraturan ini akan berlaku jika
ada pernyataan pemberlakuan oleh gubernur pemerintah Hindia Belanda. Dalam peraturan ini
belum ada batasan jelas berapa tahun sejkali akan dilakukan pemilihan keuchik baru.
Pada saat pemerintahan Jepang memegang kekuasaan yakni pada tahun 1944 membuat
satu peraturan yang disebut Osamu Seirei no. 7 tahun 1944. Hal yang menonjol dari peraturan
baru ini adalah dibatasinya masa jabatan keuchik menjadi 4 tahun saja.
b. Periode tahun 1947-1959
Periode tahun 1947-1959 kuasa pemerintahan gampong Lam Hasan di pegang oleh A. Rahman, sistem kepemimpinan yang beliau laksanakan tidak kaku sehingga masyarakat mau melakukan apa saja yang hasilnya adalah untuk kemaslahatan gampong, hal ini terbukti dengan masyarakat mau melakukan gotong royong untuk mengangkut batu guna membuka lorong-lorong baru di gampong. Pada masa itu penunjukan sebagai keuchik dilakukan oleh para hulu balang, masa kepemimpinan A. Rahman selama 12 tahun.
c. Periode tahun 1959-1963
Tampuk pimpinan gampong Lam Hasan pada periode tahun 1959-1963 di
pegang oleh M. Hasan, pemerintahan gampong dijalankan penuh denga rasa empati
dan solidaritas dan tanpa pandang bulu. Keuchik M. Hasan memimpin gampong
selama 4 tahun dan masa jabatan beliau berakhir karena beliau meninggal dunia.
d. Periode tahun 1963-1967
Roda pemerintahan pada periode tahun 1963-1967 dipegang oleh
Keuchik Abdullah Puteh. Pada masa beliau juga dana bandes (dana bantuan desa)
pertama kali mulai di terima oleh gampong. Kondisi pemerintahan pada masa itu
sudah sangat baik tapi beliau tidak lama memegang jabatan hanya 4 tahun karena
beliau sakit dan akhirnya mengundurkan diri.
e. Periode
tahun 1967-1982 (konflik Aceh)
Keuchik Yahya Adam memerintah gampong Lam Hasan selama 15 tahun.
Kondisi pemerintahan pada saat ini juga cukup baik, masyarakat mau menuruti
semua hal yang diembankan kepada mereka.
f. Periode
tahun 1982-1999 (konflik Aceh)
Ini adalah periode terlama sepanjang sejarah berdirinya gampong
Lam Hasan, periode ini (tahun 1982-1999) jabatan Keuchik dipegang oleh M. Yunus
Anzib. Banyak hal yang dilakukan seperti, membangun beberapa infrastruktur
dasar gampong (meunasah permanent dan pakai keramik, pembangunan lapangan
volly, pembangunan kantor keuchik semi permanent, dll). Hal ini berjalan karena
masa pemerintahan beliau dinilai baik oleh masyarakat, tapi kemudian karena
sudah terlalu lama menjabat sebagai keuchik beliau mengundurkan diri.
g. Periode
tahun 1999-2006 (tsunami dan pasca tsunami)
Setelah Soeharto turun dari jabatan presiden selama 32 tahun Desa
Lam Hasan di pimpin oleh keuchik Sulaiman Hasan. Pada masa kepemimpinan beliau
juga tsunami melanda Aceh dan setelah pasca bencana banyak NGO (lokal, nasional
maupun internasional) yang bekerja untuk merehabilitasi dan merekonstruksi
Aceh. Gampong Lam Hasan sebagai salah satu gampong yang terkena bencana gempa
dan tsunami yang cukup dasyat tersebut juga mendapat bantuan yang sangat banyak
pada saat itu, diantaranya di bidang infrastruktur, ekonomi, palayanan umum dan
sosial budaya. Beliau tidak terpilih lagi masa gampong melakukan pemilihan
keuchik secara langsung saat itu.
h. Periode
tahun 2006-2012
i. Periode tahun 2013-2019
Setelah berakhir masa jabatan Keuchik Buchari MY,masyarakat gampong melakukan pemilihan keuchik yang baru secara langsung. Abdurrahman Asyek adalah keuchik yang ke 10 dan beliau menyambungkan pemerintahan keuchik lama dan juga beliau menambahkan visi misi nya untuk gampong Lam Hasan
Sejarah Pembangunan Desa Lam Hasan
pembangunan sangat
minim dari semenjak tahun 1935 sampai dengan tahun 1997, kalau pun ada hanya pembangunan skala
yang sangat kecil, dan itu pun berasal dari swadaya masyarakat. Baru dari
periode tahun 1999
mulai adanya pembangunan yang signifikan sampai pada saat pasca Tsunami.
Untuk pembangunan
sebelum tsunami sampai saat pasca tsunami dapat dilihat berikut ini :
a. Periode tahun 1935
Pemerintah Lam Hasan pada masa ini berhasil membangun meunasah temporer
(dinding dari papan dan atap dari daun rumbia), meunasah ini berhasil dibangun
dengan cara masyarakat bergotong royong mencari dan menjahit daun rumbia dan
segala macam kebutuhan yang diperlukan.
b. Periode tahun 1947-1959
c. Periode tahun 1963-1982
Pembangunan yang sangat tampak adalah pembangunan
meunasah dari semi permanent,menjadi permanent
d. Periode tahun 1982-1999
e. Periode tahun 1999-2006
Setelah tsunami melanda Aceh pada tanggal
24 Desember 2004 sudah banyak sekali pembangunan yang mampu di lakukan oleh
gampong Lam Hasan, hal ini dilakukan dengan bantuan dari berbagai macam NGO
baik itu lokal, nasional maupun internasional. Pemerintah berhasil membangun
jalan setapak sepanjang 600 meter, membangun pustu dan polinses yang di bantu
oleh PLAN, pembangunan sebagian kecil rumah korban tsunami, pemindahan lapangan
volly dari belakang meunasah menjadi ke depan meunasah, bantuan cash for work
untuk pembersihan gampong, pendataan ulang penduduk yangs elamat dari bencana,
pemetaan lahan dan pembuatan sertifikat tanah.
f. Periode tahun 2006-2012
g.
Periode tahun 2013 sampai sekarang
Masa baru Keuchik Abdurrahman Asyek, beliau berjuang untuk
memperbaiki kondisi sosial dan pemerintahan gampong, dengan pedoman
kinerjanya, gampong Lam Hasan kembali mendapat bantuan dari PNPM dan
gampong menambah satu unit kedai dan lapangan bola kaki sementara.
Inilah sekilas Tentang Sejarah Asal Usul Dan Pemerintahan Desa Lam Hasan dari Tahun 1947 sampai dengan sekarang. (Here's a glimpse On the Origins and History of the Village Administration Lam Hasan from 1947 up to now.) By.Rizal Azhar.
Jumat, 07 November 2014
Senin, 03 November 2014
Minggu, 02 November 2014
Belum Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah & Saluran Yang memadai
Warga Desa Lam Hasan, Kecamatan Peukan Bada,Aceh Besar mengeluhkan tidak tersedianya tempat pembuangan sampah (TPS) sementara dan Saluran yang layak.Akibatnya untuk membuang sampah rumah tangga, warga terpaksa membawa sampahnya Ke Tempat pembuangan sampah yang lumayan jauh jaraknya atau membuang disekitar Rawa-rawa yang ada di Desa. Persoalan ini sebenarnya sudah sejak lama dikeluhkan, tapi belum ada solusi dari aparat terkait.“Kami sudah sejak lama meminta agar di wilayah kami dibangun tempat pembuangan sampah sementara, agar warga tidak kesulitan membuang sampah. Jangan seperti saat ini, kami hanya bisa membuangnya di sekitar rawa-rawa atau membawa sampah kami ke TPS yang jaraknya lumayan jauh,minimal ada mobil truk pengangkut sampah yang masuk ke desa guna untuk mengangkut sampah yang sudah sangat banyak tersebut,” Kata Nuraini (40), warga Dusun Lampoh Sukon Desa Lam Hasan, Senin (1/11/2014).Selain tidak tersedianya TPS, warga juga mengeluhkan saluran air di Dusun Lampoh Sukon dan Lampoh Raya yang harus segera dinormalisasi oleh Pihak Kecamatan setempat.“Warga khawatir jika turun hujan, dibeberapa Dusun di Desa Lam Hasan, pasti terendam banjir. Masalahnya Saluran Yang telah Lama rusak dan sampah sudah penuh di saluran. Jadi kita harapkan segera lakukan normalisasi oleh pihak terkait,apalagi bila lingkungan tercemar pasti akan banyak penyakit yang akan timbul akibat pencemaran lingkungan,”.Sementara Aparatur yang berwenang didesa ( Lurah ), Abdurrahman Asyek membenarkan jika warganya mengeluhkan soal lokasi pembuangan sampah dan saluran air.“Kita sudah mengajukan permohonan kepada Pihak yang terkait baik itu dari Pihak Kecamatan Maupun Dinas Kebersihan, agar merealisasikan keluhan itu. Kita harapkan masyarakat bersabar menunggu. Memang juga sudah ada warga melapor, agar saya cepat mengusulkan TPS sementara dan Rehab Saluran di lokasi yang dikeluhkan oleh warga, dan itu sudah saya ajukan,” papar Abdurrahman Asyek.
Lokasi:banda aceh
Peukan Bada, Aceh Besar, Aceh, Indonesia
Rabu, 29 Oktober 2014
Langganan:
Komentar
(
Atom
)


















